Opini Kader : Hari Gunung Sedunia

       Setiap tanggal 11 Desember diperingati sebagai Hari Gunung Internasional (Internasional Mountains Day). Hari Gunung Internasional pertama kali dikenalkan pada Desember 2003 oleh United Nations General Assembly, untuk mewujudkan kesadaran akan pentingnya gunung baik bagi kelangsungan hidup manusia maupun flora dan fauna di dalamnya.

   Pegunungan memiliki peran penting dalam menyediakan energi terbarukan, terutama melalui tenaga surya, tenaga angin dan biogas. Gunung adalah rumah bagi 15 persen populasi manusia. Seperempat hewan darat dan tumbuhan juga berada di sana. Pegunungan menyediakan sumber air minum utama untuk hidup semua manusia.

    Pegunungan menutupi sekitar 22 persen dari permukaan daratan bumi. Pegunungan menyediakan 60-80 persen air tawar dunia – yang tanpanya pembangunan berkelanjutan yang bertujuan untuk menghilangkan kemiskinan dan kelaparan tidak akan mungkin terjadi. Pegunungan menampung 25 persen keanekaragaman hayati terestrial dan 28 persen hutan dunia. 6 dari 20 tanaman pangan terpenting berasal dari pegunungan (kentang, jagung, barley, sorgum, apel, tomat). Dan Pegunungan mencapai 15-20 persen dari pariwisata global.

Sumber : WWF Indonesia

    Hari  Gunung Sedunia juga menjadi salah satu hari yang penting untuk diperingati. Terlebih bagi para traveler, pendaki, dan pencinta alam, Hari Gunung Sedunia yang jatuh tepat pada 11 Desember, menjadi hari yang dijadikan titik sebagai peringatan agar semakin melestarikan, dan menjaga gunung.

   Dan sudah seharusnya dengan adanya peringatan Hari Gunung Sedunia, para traveler, khususnya pendaki, dapat mengerti dan menerapkan pentingnya menjaga kebersihan serta kelestarian gunung. Caranya dengan membawa kembali sampah dari puncak gunung untuk selanjutnya dibuang di tempat sampah yang ada di bawah kaki gunung. Selain membawa sampah kembali, para pendaki juga sebaiknya semakin sadar akan keindahan gunung, dengan menghindari melakukan perbuatan vandalisme yang bisa merusak keindahan.

    Adakalanya menikmati pengalaman dan pemandangan di puncak juga disertai dengan rasa empati dengan alam sekitarnya. Mendaki adalah salah satu bentuk kebebasan untuk lepas dari realita, namun apa gunanya kebebasan tersebut bila tidak disertai dengan rasa tanggung jawab?

Jadi, marilah kita bersama sama menjaga gunung untuk kehidupan!

Karena, gunung bukan hanya milik para pendaki, tapi juga mahkluk hidup lainnya dari hulu hingga di hilir.


                  

                                                                                          Ditulis Oleh : Sillia Ariyani (2020)
                                                                                         Staff Dept. Kominfo Himapbio Darmawangsa


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Olimpade Biologi (OSAGI II) Tingkat SMA sederajat

soal olimpiade tingkat SMP sederajat tahun 2014

DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus)