BIOZINE: Efektif atau Tidaknya Vaksin

 Semakin hari semakin bertambahnya kasus covid-19 di dunia, itulah yang membuat setiap orang mencari solusi untuk mencegah agar tidak terkena pandemi ini. Salah satunya menggunakan vaksin, baru baru ini maraknya fenomena pembagian vaksin gratis dari pemerintah yang bertujuan agar semua warga indonesia harus mendaptkan vaksin. Namun ada syarat dan ketentuan seseorang boleh menerima vaksin, banyak juga beberapa berita yang beredar mengenai efek samping setelah menggunakan vaksin yang membuat banyak orang ragu untuk melakukan vaksin covid-19. Menjadi timbul pertanyaan, efektiv atau tidak kah vaksin yang beredar ini untuk masyarakat?. Dari salah satu dosen pendidikan biologi FKIP UNMUL yang sudah melakukan dua kali tahap vaksin yaitu Bu Masitah, S.Pd.,M.Pd (selaku dosen FKIP Biologi Unmul) .

Menurut dari sumber yang beliau dapatkan untuk mengukur keefektifan vaksin maka harus dari pengukuran berapa persen jumlah orang yang telah divaksin, sejatinya kekebalan akan terbentuk jika paling tidak 70 persen dari masyarakat sudah memenuhi target vaksin Sehingga bisa di lihat apakah efektif atau tidak. Permasalahan sekarang adalah masyarakat kita yg hanya sedikit sekali yg baru divaksin Sehingga akan sangat sukar sekali menyatakan efektif atau tidak. Kitabisa menganalogikan seperti model pembelajaran bisa efektif atau tidak jika sdh digunakan pada kelas kita secara keseluruhan namun jika hanya sepersekian siswa saja du kelas yg kita ajar .enggunakan model tersebut maka bagaimana kita bisa menjawab model ini efektif atau tidak.

menurut WHO yang ada 3 cara membentuk Herd Immunity untuk lepas dari pandemi

1.     Gizi masyarakat: mengkonsumsi makanan sehat dan vitamin merupakan cara sederhana, namun efektif dalam membentuk kekebalan tubuh.

2.     Imunisasi Alami: Dengan membiarkan suatu terkena virus tersebut sehingga antibodi alami akan terbentuk, namun hal ini sangat beresiko

3.     Vaksinasi : merupakan cara yang baik untuk membentuk Herd Immunity, tanpa vaksin Herd Immunity sebabkan kematian

Mengambil satu perumpamaan, ada 50 orang di setiap kota, dan di kota A memiliki 47 orang sehat belum imunisasi dan 3 orang yg terinveksi virus, karna di antara 47 orang tersebut belum ada yg mendapat vaksin Sehingga tidak ada penghalang atau pembatas 3 orang yang positif covid-19 dapat menginveksi seluruh orang di kota A.

Dilain sisi dengan jumlah orang yang sama, di kota B memiliki 3 orang sehat belum imunisasi dan 44 orang sehat yang sudah Imunisasi serta 3 orang yang terinveksi virus, karna sebagian besar orang sudah di vaksin maka penyebaran virus dari 3 orang positif covid-19 dapat di hentikan.

Sumber: Google

Yang menjadi salah satu faktor beberapa orang tidak ingin melakukan vaksin ialah takut dan ragu setelah melihat pemberitaan dari efek samping vaksin yang beresiko bagi nyawa. Memang untuk merubah pola fikir seseorang agak berat, orang-orang terdekat kita pun banyak yang tidak ingin divaksin dengan berbagai alasan. Hanya saja sebagai manusia kita dibekali Tuhan kemampuan berusaha/ikhtiar, menurut bu (masitah) vaksin juga salah satu ikhtiar, Jika ada efek sesudahnya maka sebetulnya harus dilakukan pengujian yg kompleks, Apakah pada saat skrinning peserta vaksin sdh mengisi data yang benar.

Terutama jika pekerjaan kita menuntut untuk bertemu banyak orang seperti guru dan dosen Jika tidak divaksin maka kapan pembelajaran akan kembali bisa berjalan dengan tatap muka. Penyebaran berita pun menjadi kunci penting sebenarnya Agak tidak menambah keresahan masyarakat. “ibu sempat ragu menjalani vaksin karena berbagai sumber pemberitaan yg dibaca, dan Dan seiring berjalannya waktu sambil terus mencari info akhirnya memantapkan diri Bismillah buat vaksin. Namun jika kita tidak berusah terus terdampak covid maka rasanya akan berbeda jika kita sudah berusaha namun tetap terkena juga barulah kita bisa berkata bahwa ini" takdir".

 

Dari pemaparan di atas apakah sudah dapat terjawab vaksin covid-19 efektif atau tidak?  Dari lebih 10 orang dikenal yang sudah mendapatkan vaksin covid-19 dengan jenis yang sama, alhamdulillah tidak ada yang merasakan efek samping berlebihan bagi tubuhnya, setelah vaksin mereka menerapkan pola hidup sehat dengan minum air putih yang cukup dan makanan bergizi serta vitamin agar tubuh tidak merasa lesu dan yang paling penting adalah perubahan pola pikir mereka bahwa vaksin yg mereka dapat itu tidak berbahaya dan setelah vaksin tetap patuhi protokol kesehatan yang ada.

 

Pesan penutup opini dari Bu Masitah, S.Pd.,M.Pd (selaku dosen FKIP Biologi Unmul)

“Pandemi ini sdh berlangsung sangat lama... kita diminta untuk selalu meningkatkan protokol kesehatan serta tidak lupa selalu diselingi dengan berdoa yang banyak kepada Sang Maha Pemilik Kehidupan, karena sejatinya tugas kita sebagai manusia adalah terus berusaha dan berdoa, namun jika kita abai dan pasrah maka akan berapa lama kita akan terus dalam kondisi sekarang??? ibu kangen dengan mengajar tatap muka karena rasanya akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan mengajar via zoom, gmeet atau aplikasi lainnya. So gaes semangat sehat yakinlah bahwa kita bisa melewati ini semua dengan usaha bersama tapi jika hanya satu dua orang saja yang berusaha maka tidak akan ada artinya”


Penulis: Nurul Anisa (2019)

Bendahara Dept. Kominfo Himapbio Wirawidya 2021

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Olimpade Biologi (OSAGI II) Tingkat SMA sederajat

soal olimpiade tingkat SMP sederajat tahun 2014

DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus)