Berdamai dengan Badai : Teman mengarungi badai kehidupan.

 

Judul Buku      : Berdamai dengan Badai

Penulis Buku   : M. Atiatul Muqtadir dan Miftah Farid M.

Penerbit Buku : Bhumi Anoma

Cetakan           : Pertama, 2020

Tebal               : 220 hlm.

ISBN               : 978-623-6619-21-6

 

Masih ingat dengan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM UGM 2019? yang sempat viral pada September 2019 setelah dirinya berdialog dengan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly di acara talkshow sebuah televisi swasta. Sosok tersebut merupakan Muhammad Atiatul Muqtadir, yang kerap disapa fathur (@fathuurr_). Setelah sukses merilis buku perdananya “Kaum Rebahan Beri Perubahan” (KRBP) di bulan februari tahun lalu. Kali ini Fathur kembali merilis buku berjudul “Berdamai dengan Badai”. Berbeda dengan sebelumnya, di karya selanjutnya fatur menggaet rekan seperjuangannya ketika menjabat di BEM KM UGM 2019 yaitu Miftah Farid Mahardika (@emfaridm).

Sinopsis Buku

Sampul Buku Berdamai dengan Badai
(Sumber Gambar : @emfaridm)

Buku ini dibuka dengan  Bab pertama yang bertajuk persis dengan judul buku ini. Menggambarkan arti dari berdamai dengan badai, arti kegagalan, dan berdamai dengan diri sendiri. Kita adalah pengembara dalam Samudra kehidupan. Sudah pasti kita akan menemui badai dalam pengembaraan ini. Badai pasti akan tiba, besar atau kecil, cepat atau lambat. Kita tak bisa menghindarinya, dan jalan satu-satunya adalah berdamai dengannya. Bab pertama ditutup dengan harapan penulis kepada para pembaca, yaitu para pengarung Samudra kehidupan. Semoga tulisan dalam lembaran-lembaran buku ini, mampu menemani pembaca melewati setiap ujian, menguatkan, dan menemani dalam perjalanan berdamai dengan badai.

“Berdamai dengan badai adalah bersyukur tanpa tapi, sabar tak bertepi, menerima diri, hidup dengan penuh arti, berhenti mengejar gengsi duniawi, dan yang paling penting adalah berserah hanya kepada Ilahi.” – Hlm. 7

Di bab selanjutnya perihal kesedihan, kegagalan, keputus asaan, dirangkum kedalam buku ini. Hidup kita ini selalu terdiri dari pertemuan dan pergantian dua hal yang bertentangan. Ada kenikmatan, keindahan, kemudahan. Namun, ada pula kecemasan, kesulitan, dan kegundahan. Layaknya pergantian siang dan malam, ada kelapangan dan kesempitan. Kadang kita dalam kondisi sehat, kadang pula sakit.  Meski pada bab ini bercerita mengenai kesedihan dan kegagalan tetap saja, sebesar apa pun masalah jangan berhenti dan tetaplah melangkah.

“Layaknya mengayuh sepeda, hanya ketika kau berhenti mengayuh, kau akan terjatuh. Tetaplah mengerjakan kebaikan, karena itulah penawar bagi hati yang sedih. Manisnya kebaikan, itulah sebaik-baiknya obat bagi pahit dan peliknya persoalan.” - Hlm. 44

Buku ini juga mengajarkan kita tentang memaafkan dan bersyukur. Takkan ada yang dapat menenangkan badai. Jalan satu-satunya adalah berdamai dengannya. Bukan untuk menyerah pasrah, tapi terus berjuang meski payah, dan terus berproses walau lelah. Saat Lelah, tak apa beristirahat, tapi jangan berhenti. Jika penat, rehatlah sejenak, tapi jangan pergi. Sejatinya, badai ini akan berlalu, dan kita akan melewatinya satu per satu. Dengan hati yang tenang, dengan jiwa yang damai.

Honest Review

Buku Berdamai dengan Badai
(Sumber Gambar : @emfaridm)

Buku bersampul biru ini mengantarkan saya untuk mempelajari makna kehidupan lebih dalam lagi. Sesuai dengan gambar sampulnya dua orang yang sedang menghadapi tingginya ombak yang menghadang mereka, menyiratkan bahwa di dalam kehidupan ini tidak selamanya hanya berbicara mengenai keberhasilan dan kesuksesan tetapi juga kegagalan, tidak hanya tentang kesenagan tapi juga kesedihan. Namun, itu merupakan hal wajar dalam kehidupan yang diibaratkan dalam pengembaraan Samudra kehidupan ini badai itu pasti akan tiba. Ketika badai itu dating, tugas kita bukan untuk menenangkan badai, karena takkan ada yang dapat menengankannya. Tugas kita adalah menenangkan kita sebagai nahkoda dari pengembaraan ini, untuk berdamai dengan badai tersebut.

 


Bonus Postcard
(Sumber Gambar : @emfaridm)

Buku ini sangat direkomendasikan untuk menemani  dalam proses bertumbuh. Buku ini dapat menjadi teman langkah dan penguat hati kala mengarungi badai kehidupan. Hingga akhirnya, dapat menemukan kehangatan dan ketenangan jiwa. Tidak hanya berisi banyak kutipan dan kata-kata yang ‘related’ dengan pembaca, menariknya di dalam buku ini terdapat cerita pendek yang menjadi salah satu bagian favorit dari buku ini. Selain itu, yang membuat buku ini semakin spesial adalah terdapat bonus qr code yang berisi podcast motivasi dari fathur dan miftah. Tak kalah spesial dari Buku BDB ini pembaca akan mendapatkan 3 Postcard berisi kata-kata motivasi bagaimana caranya untuk berdamai dengan badai tersebut.

 

 


                                                                                          Ditulis Oleh : Dirga Satriansyah Amin (2018)  
                                                                                          Kadept.
 Kominfo Himapbio Darmawangsa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Olimpade Biologi (OSAGI II) Tingkat SMA sederajat

soal olimpiade tingkat SMP sederajat tahun 2014

DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus)