BIOFACT: Fakta atau Mitos, Jenis Musik yang Didengar oleh Janin Dapat Memengaruhi Kecerdasan?

 

Sumber: Google

Pernah dengar gak sih guys kalau semasa dalam kandungan jika dengar jenis musik tertentu bisa memengaruhi kecerdasan bayi atau anak? Memangnya semasa janin sudah bisa mendengar? Memangnya janin atau bayi sudah ngerti membedakan jenis musik? Fakta atau mitos nih? Hayo, penasarankan bagaimana hubungannya kan... Yuk, langsung saja kita simak penjelasannya di bawah ini!

Jenis musik itu sangat beragam guys, mulai dari musik pop, jazz, dangdut, rock, klasik, dan masih banyak lagi. Jadi, dari sekian banyak jenis musik tadi, mana yang dikatakan dapat memengaruhi kecerdasan bayi atau anak? Dikutip dari jurnal Apriyani (2016), menurut Ronald (2011) pada masa kehamilan ibu bisa melakukan ransangan pada janin melalui suara-suara musik klasik yang akan membentuk getaran teratur yang dapat memberikan ransangan pada pengindraan, organ tubuh, dan emosi. Hal ini berarti bahwa individu yang mendengarkan musik akan memberi respon, baik secara fisik maupun psikis, yang akan menggugah sistem tubuh, termasuk aktifitas kelenjar-kelenjar di dalamnya.

Lalu, bagaimana caranya janin ini menerima ransangan musik? Ternyata berdasarkan  penelitian menurut Champbell dalam Neill (2008), musik klasik yang mengandung nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang otak. Mekanisme otak manusia terdapat reseptor (sinyal penerima) yang bisa mengenali musik. Otak bayi mampu menerima musik tersebut meski dengan kemampuan terbatas karena pertumbuhan otaknya belum sempurna. Ketika bayi lahir dan tumbuh musik dapat merangsang dan meningkatkan fisiologi, kecerdasan dan perilaku mereka. Menurut Depkes RI (2010) dalam Aisyah (2017), otak kiri dan kanan membutuhkan stimulasi yang seimbang agar fungsinya bisa berkembang secara optimal. Melodi lagu akan menstimulasi otak kanan bayi, sedangkan lirik lagu yang didengarkan ternyata mampu merangsang otak bagian kiri.

Musik merupakan seni yang melukiskan pemikiran dan perasaan manusia lewat keindahan suara. Sebagaimana manusia menggunakan kata-kata untuk mentransfer suatu konsep, ia juga menggunakan komposisi suara untuk mengungkapkan perasaan batinnya. Seperti halnya ragam seni lain, musik merupakan refleksi perasaan suatu individu atau masyarakat. Musik merupakan hasil dari cipta dan rasa manusia atas kehidupan dan dunianya. Musik yang dapat dipergunakan untuk pendidikan dan alat mempertajam kecerdasan manusia adalah musik yang mempunyai keseimbangan 3 unsur: Melody, Ritme, dan Timbre (tone colour). Musik harus dikenalkan sedini mungkin pada anak bahkan sejak dalam kandungan anak sudah dirangsang dengan jenis musik yang dapat mengembangkan kecerdasan anak yaitu jenis musik klasik. Memperdengarkan musik atau suara lain yang menyenangkan bagi bayi yang masih dalam kandungan ternyata bisa menstimulasi sistem pendengaran mereka dan berpengaruh positif pada respons mereka terhadap musik dan suara-suara lain setelah mereka lahir. Bayi-bayi ketika di dalam kandungan mendengarkan musik yang rileks dan menenangkan ternyata tumbuh dan bertambah berat badannya dengan mudah serta lebih damai dengan diri mereka sendiri dan lingkungan sekitarnya, begitu mereka hadir di “dunia nyata” (Orizt, 2012 dalam Yuliana, 2020).

Musik klasik tidak hanya dapat membantu stimulasi bayi namun dapat juga membantu kecerdasan emosi anak. Salah satu musik klasiknya adalah karya Mozart yang memiliki tempo yang lambat, Sonata for Two Pianos in D Major merupakan salah satu karya Mozart yang mempunyai karakter yang lambat. Apakah tempo ini berpengaruh? Dalam jurnal Yuliana (2020), menurut Djohan, musik dengan tempo lambat memiliki dampak positif. Seseorang yang berada pada kondisi seimbang akan lebih mudah dalam mengakses pikiran dan pemahaman. Kondisi seimbang tersebut terjadi ketika semua fungsi fisik seseorang sedang melambat. Musik dengan tempo ini mampu memperlambat detak jantung yang bergerak cepat sehingga hal tersebut juga dapat dirasakan oleh siswa. Musik Mozart berpengaruh dapat memperlambat dan menyeimbangkan otak selain itu musik mozart yang lembut dan seimbang antara beat, ritme serta harmoninya dapat memodifikasi gelombang otak. Proses musik yang didengar akan menggetarkan saraf yang ada didalam kepala untuk memicu emosi. Gelombang beta di otak dengan sinyal 14-20 gelombang per detik akan diubah menjadi gelombang alpha atau sekitar 8-13 gelombang per detik, gelombang ini membuat seseorang menjadi rileks.

Berdasarkan penjelasan tadi, dapat kita simpulkan bahwa musik khususnya musik klasik dapat menstimulasi otak bayi untuk berkembang sehingga mempengaruhi kecerdasan. Jadi, pernyataan tentang ‘jenis musik yang didengar oleh janin dapat memengaruhi kecerdasan’ itu FAKTA.

 

Gimana, guys? Menarik dan menambah wawasan kaliankan? Pastinya dong... Ayo,  ikuti terus info Biofact lainnya ya... Thank you ^-^


Daftar Pustaka

 

Aisyah, Risqi D., dkk. 2017. IbM Harmoni Kecerdasan untuk Janin Melalui Ibu Hamil. Prosiding Seminar Nasional & Internasional. https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/pns12012010/article/viewFile/2931/2854&ved. 1 (1): 616- 621. Diakses pada tanggal 17 Juli 2021

 

Apriani, Arista, dkk. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Manfaat Musik Klasik dengan Motivasi Mendengarkan Musik Klasik pada Ibu Hamil di SurakartaJawa Tengah. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada. 7 (1): 35-39. http://jurnal.ukh.ac.id/index.php/JK/article/view/125q. Diakses pada tanggal 17 Juli 2021

 

Yuliana, Alvi R., dkk. 2020. Efektifitas Terapi Musik Klasik Mozart dalam Meningkatkan Kecerdasan Emozi pada Anak Sekolah Usia Dasar. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat STIKES Cendekia Utama Kudus. 9 (1): 46-56. htpp://jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id. Diakses pada tanggal 17 Juli 2021



Penulis: Sonia Elizabeth Fortuna (2019)

Staff Diklit Kabinet Wirawidya 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Olimpade Biologi (OSAGI II) Tingkat SMA sederajat

soal olimpiade tingkat SMP sederajat tahun 2014

DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus)