BIOFACT : JOMBLO TERLALU LAMA, HEWAN SEIMUT INI BISA MATI. BAGAIMANA BISA?

Istilah jomblo sering digunakan untuk sebutan orang yang tidak mempunyai ikatan hubungan dengan lawan jenis. Ternyata bukan hanya manusia, tetapi hewan juga bisa menyandang status jomblo. Bahkan jika terlalu lama, hewan ini akan mati.
Hewan ini adalah Ferret yang memiliki nama ilmiah  Mustela putorius furo adalah bentuk jinak dari Mustela putorius, sebuah jenis mamalia yang masuk genus yang sama dengan cerpelaiMustela, dalam keluarga Mustelidae. Ferret adalah sejenis musang yang banyak tinggal di Eropa. Bulu mereka biasanya berwarna coklat, hitam, putih atau campuran. Mereka memiliki rata-rata panjang 51 cm (20 in), termasuk ekor sepanjang 13 cm (5,1 in), berat sekitar 1,5–4 pon (0,7–2 kg), dan memiliki masa hidup alami 7 sampai 10 tahun.
Ferret ini merupakan hewan yang lucu dan imut, namun siapa sangka dia bisa memiliki kisah yang tragis bila terlalu lama menjomblo. Kematian yang dapat dialami hewan lucu ini bukan karena masalah hati yang kosong (akibat jomblo), melainkan karena keadaan fisiologis Ferret. Berdasarkan laman "Ferret Healthy Libary", Ferret sudah menderita kelainan hormon sejak memasuki usia dewasa. Kelainan ini disebut hyperadrenocorticism, yaitu suatu kondisi di mana korteks adrenal memproduksi hormon seks secara berlebihan (hormon seks: progesteron, testosteron, dan estrogen).
Pada Ferret jantan atau umumnya disebut 'Hob' saat produksi hormon seks tinggi akan meningkatkan perilaku agresif dan mengalami kesulitan buang air kecil karena kelenjar prostat membesar. Apabila tidak terjadi perkawinan maka akan terlihat adanya kerontokan rambut, yang dimulai pada bagian ekor dan pantat lalu berlanjut ke bagian atas tubuh, menuju kepala.
Pada Ferret betina atau Jill, menurut  laman TodayIFoundOut, memiliki sistem reproduksi yang unik, yaitu induksi ovulasi. Proses ini berbeda dengan manusia, di mana ketika tidak terjadi fertilisasi, maka ovum (sel telur) akan luruh. Berbeda halnya dengan Ferret, sel telur akan menunggu sampai adanya tindakan kawin. Namun, apabila tidak terjadi proses perkawinan, kadar hormon estrogen akan terus tinggi dan tetap berada dalam darah untuk jangka waktu yang lama. Sehingga dapat menyebabkan depresi progresif dan anemia berat yang dapat mengancam nyawa Ferret betina. Jika tidak, estrogen tersebut akan menghentikan produksi sel darah merah dalam tubuh ferret betina yang mengakibatkan kematian.

Ditulis Oleh : Imam Wijayadi (2019)
Staff Diklit. Himapbio Darmawangsa







Sumber Gambar

Sumber Materi



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Olimpade Biologi (OSAGI II) Tingkat SMA sederajat

soal olimpiade tingkat SMP sederajat tahun 2014

DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus)