Walking Corpse Syndrome, Merasa diri menjadi mayat hidup




Walking Corpse Syndrome atau Sindrom Cotard adalah gangguan neuropsikiatri biasa dimana seseorang mengalami delusi atau keyakinan palsu bahwa mereka telah mati, tiada, dan membusuk atau kehilangan organ vital mereka.

Dalam beberapa kasus, mereka bahkan bisa mencium bau daging yang membusuk pada tubuhnya. Kondisi ini hanya dapat digambarkan sebagai 'eksistensi penyangkalan'.

Cotard's Syndromme sering dikaitkan dengan penyakit Schizophrenia dan bipolar disorder. Selain merupakan kelainan kejiwaan, kelainan ini dapat disebabkan karena adanya gangguan pada otak, semisal karena kecelakaan.
Walaupun sangat jarang, beberapa orang dengan kelainan ini merasa sudah mati. Bahkan kadang mereka mencoba bunuh diri untuk memastikan apakah mereka benar-benar sudah mati. Itulah mengapa penyakit ini sangat berbahaya bagi penderitanya.

Cotard's Syndromme diambil dari nama penemunya, Jules Cotard, seorang neurologis Perancis. Dia menemukan penyakit ini pada seorang pasiennya di tahun 1800-an. Dalam sebuah kuliahnya, ia menjelaskan bahwa pasien tersebut mengaku tidak percaya pada Tuhan, iblis, dan ia juga tidak merasa memiliki anggota tubuh.

Karena penyakit ini begitu langka, penanganan yang tepat untuk penyakit ini masih belum diketahui. Banyak Psikiater yang telah mencoba terapi antipsikotik, namun tidak juga membuahkan hasil. Tetapi belakangan disebutkan bahwa ada empat kasus yang sedikit terbantu dengan terapi kejut listrik.

Berikut gejala yang sering dirasakan oleh penderita Walking Corpse Syndrome:
1.      Selalu cemas
2.      Depresi
3.      Selalu merasa bersalah
4.      Negatif
5.      Tidak peka terhadap nyeri
6.      Merasa dirinya lumpuh
7.      Memiliki halusinasi pendengaran atau berbasis bau
8.      Tidak bisa mengenali wajah mereka sendiri
9.      Tidak menunjukkan minat dalam kehidupan sosial atau kesenangan,
10.  Selalu paranoid
11.  Mengabaikan kebersihan mereka sendiri
12.  Memiliki kecenderungan bunuh diri atau mungkin merugikan diri mereka sendiri
13.  Kehilangan rasa realitas dan telah terdistorsi pandangan dunia.

Pengobatan Walking Corpse Syndrome meliputi:
1.      Antidepresan
2.      Antipsikotik
3.      Obat penstabil mood
4.      Disertai terapi electroconvulsive(ECT)

Beberapa penderita sembuh dengan pengobatan-pengobatan tersebut. Ada beberapa penderita juga yang malah mati karena kelaparan. Bagaimanapun kondisinya, penderita harus selalu diawasi. Karena, penderita walking corpse syndrome atau sindrom cotard memiliki keinginan besar untuk bunuh diri.

Refrensi:
http://health.liputan6.com/read/2113996/walking-corpse-syndrome-merasa-dirinya-mayat-yang-berbau-busuk
http://diseases-missjay.blogspot.co.id/2010/02/walking-corpse-syndrome.html

Author: Bekti VP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Olimpade Biologi (OSAGI II) Tingkat SMA sederajat

soal olimpiade tingkat SMP sederajat tahun 2014

DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus)