Tidurnya Cuma Sekejap, Begini Cara 'Short Sleeper' Tetap Berfungsi Normal




Tidurnya Cuma Sekejap, Begini Cara 'Short Sleeper' Tetap Berfungsi Normal

Short Sleeper Syndrome adalah gangguan tidur yang ditandai dengan tidur selama kurang dari 6 jam setiap malam. Mereka yang mengalami Short Sleeper bagaimanapun dapat bekerja dengan normal seperti kebanyakan orang umumnya walaupun kurang tidur

Pada orang biasa, mereka yang kurang tidur akan merasa gelisah, sering ketiduran, bahkan bila dibiarkan berlarut-larut ini bisa berisiko tinggi mengalami kondisi seperti diabetes tipe 2, depresi, obesitas dan kanker tertentu. Tetapi hal ini tidak ditemukan pada short sleeper.

Peneliti kemudian tertarik untuk mengamati otak short sleeper karena tidur berperan penting terhadap kinerja organ tersebut, semisal membentuk memori jangka pendek maupun panjang, termasuk menyimpannya.

Pengamatan dilakukan terhadap 1.200 partisipan yang diminta tidur namun otak mereka dipindai dengan functional magnetic resonance imagine (FMRI). Dari situ peneliti membagi partisipan menjadi kelompok yang tidur lebih dari enam jam dan kurang dari enam jam.

Pada kelompok yang tidur kurang dari enam jam dibagi lagi menjadi dua kelompok: mereka yang terlalu mengantuk untuk melakukan tugas sehari-hari atau kesulitan untuk memperlihatkan antusiasme dan mereka yang merasa tetap berfungsi dengan normal.

Menariknya, peneliti melihat, pada mereka yang jam tidurnya di bawah enam jam dan tetap berfungsi normal memiliki 'konektivitas yang lebih baik' pada bagian-bagian otak tertentu, terutama pada bagian yang memproses informasi sensorik dan daya ingat, yaitu hippocampus.

"Bisa jadi otak short sleeper masih tetap bisa melakukan pembentukan dan penyimpanan memori saat terjaga sekalipun," simpul salah satu peneliti Jeff Anderson dari University of Utah seperti dilaporkan Medical Daily.



Meski begitu, Anderson menuding short sleeper juga kerap ketiduran tanpa mereka sadari. Misalkan saat meeting atau dalam perjalanan, semisal ketika naik bis atau subway, namun bagi mereka itu sudah cukup membantu memenuhi kebutuhan tidur mereka.

Mungkin ada benarnya jika otak short sleeper mempunyai koneksi yang lebih baik. Buktinya, sejumlah tokoh sukses dunia rata-rata hanya tidur beberapa jam dalam sehari. Sederet di antaranya adalah mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher (4 jam/malam); Donald Trump (3-4 jam); Leonardo da Vinci (2 jam), Thomas Alva Edison (4-5 jam), dan Barack Obama (4 jam).

Menanggapi hal ini, Dr Barry Krakow, penulis buku 'Sound Sleep, Sound Mind: 7 Keys to Sleeping Through The Night' meyakini short sleeper memang ada, tetapi secara umum hal ini tidak sepenuhnya benar, sebab mereka yang kurang tidur biasanya menggunakan kompensasi semisal mengonsumsi banyak kafein.

"Edison mungkin juga kurang tidur, tetapi sebenarnya ia sering sekali tidur siang. Begitu pula dengan Winston Churchill, Ronald Reagan, John F Kennedy dan Napoleon yang merem sebentar di sore hari agar bisa terjaga semalaman," ungkapnya.

refrensi:
    1.   http://health.detik.com/read/2016/09/23/160540/3305208/763/tidurnya-cuma-sekejap-begini-  cara-short-sleeper-tetap-berfungsi-normal 
    2.http://www.healthline.com/health/sleep/natural-short-sleeper#Overview1 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Olimpade Biologi (OSAGI II) Tingkat SMA sederajat

soal olimpiade tingkat SMP sederajat tahun 2014

DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus)