Mitos Kucing Jantan Belang Telon Dimakan Bapaknya
Mitos Kucing Jantan Belang Telon dimakan
Bapaknya
(Mengenal Sindrom Klinefelter)
Penulis : Ika Desi Asriyani (2019)
Staff DIKLIT Kabinet Wirawidya 2021
Sindrom Klinefelter merupakan suatu kelompok kelainan
kromosom yaitu terdapat paling tidak satu tambahan kromosom X pada laki-laki.
Sekitar 80% kasus merupakan aberasi numerik kromosom kongenital, yaitu kariotip
47, XXY; sedangkan sisanya adalah aneuploidi kromosom dengan derajat yang lebih
tinggi (48,XXXY; 48,XXYY; 49,XXXXY), mosaik 46,XY/47,XXY, atau kelainan
struktural kromosom X. 5,6 Kromosom seks tambahan pada SK merupakan akibat
nondisfungsi pada proses meiosis (gametogenesis parental), yang dapat berasal
dari paternal (50-60% kasus) atau maternal (meiosis maternal I menyebabkan
34,4% kasus, meiosis maternal II menyebabkan 9,3% kasus). Nondisfungsi dapat
juga disebabkan kegagalan pembelahan pada saat mitosis dalam zigot (3,2%
kasus).3,7,8 Kromosom X tambahan tersebut merupakan suatu masa berkromatin,
yang disebut sebagai Barr body. Barr body terdapat di dalam inti sel somatik,
namun belum diketahui dengan tepat bagaimana kromosom tambahan ini dapat
menyebabkan kegagalan testikular.9 Pendekatan diagnosis SK atas dasar kombinasi
beberapa gejala klinis. Hipogonadisme sebagai karakteristik SK, mempunyai
berbagai bentuk kelainan fisis, hormonal, dan perkembangan. Gambaran klinis
dapat bervariasi menurut usia. Abramsky dan Chapple melaporkan bahwa hanya 10% kasus
SK yang dapat diidentifikasi pre-natal dan 26% kasus didiagnosis pada masa anak
atau dewasa, sedangkan sisanya (64%) tidak terdiagnosis. Suatu studi besar di
Denmark menyatakan SK banyak yang tidak terdiagnosis, dan kurang dari 10% kasus
yang dapat ditegakkan sebelum usia pubertas.
Sindrom
XXY analog diketahui juga terjadi pada kucing. Sering timbul pertanyaan
mengenai kucing belang tiga yang dilahirkan induknya selalu berkelamin betina.
Benarkah mitos di kalangan masyarakat luas bahwa induk atau bapak kucing akan
memangsa anak jantannya yang berwarna belang telon. Fenomena kucing belang
telon sebenarnya secara genetika dapat dijelaskan secara logis dan ilmiah yaitu
fenomena sex linked. Bervariasinya warna bulu kucing tidak lepas dari peran zat
warna yang disebut dengan melanin senyawa itu diproduksi di bagian pangkal
rambut yang tertanam dalam lapisan epidermis kulit. Kandungan melanin dalam
bulu diatur oleh materi genetik yang disebut gen-gen ini mengatur kerja enzim
yang bertugas mensintesis melanin warna bulu kuning ditentukan oleh sebuah gen
dominan yang disimbolkan dengan abjad yang selalu terpaut dengan kromosom X
sedangkan warna hitam adalah bentuk resesif dari warna orange dan diberi simbol
kromosom Y yang bertugas menentukan jenis kelamin jantan tidak bersifat carrier
baik terhadap gen a maupun gen tersebut.
Daftar Rujukan
Harmin, S. 2009. Sindrom Klinefelter. Sari Pediatri,
10(6): 373-376. https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/627.
Diakses pada 20 November 2021.
Komentar
Posting Komentar