EKOLOGI


Konsep dasar Ekologi
Pada dasarnya ekologi merupakan cabang dari ilmu biologi yang mempelajari hubungan /interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya (ekosistem). Makhluk hidup itu sendiri dapat meliputi manusia, tumbuhan, hewan, dan organisme lainnya (dekomposer)
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Perubahan terhadap salah satu komponen akan memengaruhi komponen lainnya. Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan.
Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian, ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik di alam. Namun manusia cenderung mengganggu sistem pengendalian alamiah  ekosistem .
Setiap ekosistem memiliki enam komponen yaitu produsen, makrokonsumen, mikrokonsumen, bahan anorganik, bahan organik, dan kisaran iklim. Perbedaan antar ekosistem hanya pada unsur-unsur penyusun masing-masing komponen tersebut. Masing-masing komponen ekosistem mempunyai peranan dan mereka saling terkait dalam melaksanakan proses-proses dalam ekosistem. Proses-proses dalam ekosistem meliputi aliran energi, rantai makanan, pola keanekaragaman, siklus 
Berbicara ‘ekologi’ tentu saja erat kaitanya  dengan ekosistem.  Sempat disinggung diawal bahwa ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks antar penyusun kehidupan . Tingkat organisasi yang dibahas dalam ekologi dimulai dari individu, populasi, komunitas , ekosistem, maupun biosfer  (yang dapat meliputi komponen biotik dan abiotik). Komponen biotik  sendiri meliputi organisme hidup baik produsen (tumbuhan), konsumen (manusia dan hewan), maupun dekomposer (pengurai) dan detritivor, sementara itu komponen abiotik dapat meliputi suhu, sinar matahari, air, tanah, dan sebagainya. Interaksi antara komponen biotik dan komponen abiotik  akan menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem pun terdapat daur biogeokimia. Daur biogeokimia melibatkan komponen biotik dan abiotik di alam. Unsur atau senyawa kimia mengalir dari komponen abiotik ke biotic dan kembali lagi ke komponen  abiotik. Daur unsure tersebut tidak hanya melalui organism, tetapi juga melibatkan reaksi kimia dalam lingkungan. Daur tersebut antara lain daur air, daur karbon, nitrogen, dan posfor.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh, maka akan mendorong terjadinya dinamika atau perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru
Realita yang ada saat ini menunjukkan bahwa telah terjadi ketidakseimbangan dalam ekosistem, dimana komponen penyusun ekosistem tidak lagi sepenuhnya berinteraksi secara baik, sehingga menimbulkan dampak negatif pada komponen penyusun ekosistem itu sendiri, dalam hal ini dampak negatif tersebut sebenarnya dapat dirasakan secara nyata di lingkungan sekitar kita. Sebenarnya tidak bisa dipungkiri, bahwa yang mempunyai andil besar dalam ketidakseimbangan ekosistem (kerusakan lingkungan) itu sendiri, adalah manusia. Kenyataannya awal-awal dekade pasca revolusi industri, hubungan interkasi antara lingkungan biologis dan lingkungan sosial menjadi tereduksi dan timbullah permasalahan ekologi yang mengkhawatirkan dan lambat laun mungkin saja akan memusnahkan kehidupan di muka bumi ini. Mulanya pencemaran diakibatkan dampak teknologi buatan manusia atau hasil produksi yang sudah tidak bisa dimanfaatkan. Akibat pengembangan industri, sistem transportasi, permukiman akan menimbulkan sisa buangan, gas, cair dan padat yang jika dibuang ke lingkungan hidup akan menimbulkan dampak yang besar terhadap kehidupan manusia.
Proses perkembangan teknologi, pembangunan dan peningkatan populasi (jumlah banyaknya penduduk) selama dekade-dekade terakhir mengakibatkan berlipatnya aktivitas manusia dalam upaya pemenuhan kebutuhan pokok kehidupannya. Aktivitas manusia itu sendiri merupakan sumber pencemaran yang sangat potensial. Di samping adanya sumberdaya alam, alam air dan tanah, udara adalah sumberdaya alam yang mengalami pencemaran sebagai akibat sampingan dari aktivitas manusia itu. Selain dari aktifitas manusia, proses alami, seperti misalnya kegiatan gunung berapi, tiupan angin terhadap lahan gundul berdebu dan lain sebagainya juga merupakan sumber dari pencemaran udara.Salah satu dampak dari ketidakseimbangan ekosistem yang meresahkan saat ini adalah pencemaran. Pencemaran dapat saja merupakan suatu fenornena sehari-hari yang tidak asing bagi manusia, karena sudah sedemikian seringnya kita mendengar dan mengetahui adanya pencemaran dan bahan-bahan pencemar yang kerap sekali dekat dengan lingkungan sehari-hari. Namun tidak dipungkiri adanya pencemaran atau polusi dapat menyebabkan kehidupan manusia dan organisme lainnya menjadi terganggu, bahkan dapat mengarah pada kematian.Secara umum adanya pencemaran dapat dikelompokkan menjadi tiga (3) yaitu : 1). Pencemaran tanah, 2). Pencemaran air, dan 3). Pencemaran udara. Masing-masing pencemaran dan bahan pencemar (polutan) dapat berdampak buruk bagi kehidupan. Hal ini tentu saja memiliki kaitan erat dengan aliran energi dan daur kimia yang terjadi di alam. Sebagai contoh, penggunaan pestisida berlebih akan berdampak negatif pada tanaman, dan pada akhirnya berdampak pula pada hewan/manusia yang mengkonsumsinya. Disamping itu, hal ini turut pula mengganggu siklus / daur biogeokimia di alam, khususnya daur ????
Keberadaan lingkungan tersebut pada hakekatnya mesti dijaga dari kerusakan yang parah. Suatu kehidupan lingkungan akan sangat tergantung pada ekosistemnya. Oleh karena itu, masyarakat secara terus-menerus harus didorong untuk mencintai, memelihara dan bertanggungjawab terhadap kerusakan lingkungan. Sebab untuk menjaga semuanya itu tidak ada lagi yang bisa dimintai pertanggungjawaban kecuali manusia sebagai pemakai / pengguna itu sendiri. Kerusakan suatu lingkungan akan berakibat pada manusia itu sendiri, dan demikian pula sebaliknya. Lingkungan merupakan unsur penentu dari kehidupan mendatang. Lingkungan alam merupakan prasyarat pokok mengapa dan bagaimana pembangunan itu diselenggarakan. Bagi program pembangunan itu sendiri, apabila pelaksanaannya sesuai dengan program yang telah dijalankan, maka orientasi untuk menjaga lingkungan semesta pun akan bisa dilakukan. Sebaliknya, jika pembangunan dilakukan hanya digunakan untuk mencapai tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi semata, maka hal itu akan menimbulkan kerusakan lingkungan yang cukup serius. Salah satu produk dari kerusakan lingkungan itu adalah pencemaran, baik air, tanah maupun udara.Pada kasus pencemaran udara sendiri, konsentrasi bahan pencemar yang terkandung dalam udara bebas dipengaruhi banyak faktor, yaitu konsentrasi dan volume bahan pencemar yang dihasilkan suatu sumber, sifat khas bahan pencemar, kondisi metereologi, klimatologi, topografi dan geografi. Sehingga tingkat pencemara udara sangat bervariasi baik terhadap tempat maupun waktu. Bahan pencemar udara digolongkan dalam dua golongan dasar, yaitu partikel dan gas. Dari banyak jenis gas yang berperan dalam masalah udara adalah SO 2, NO 2, CO, Oxidan, Hydrocarbon, NH 3 dan H2. Dalam konsentrasi yang berlebih, gas-gas tersebut sangat berbahaya bagi manusia dan hewan, tanaman dan material, dan berbagai gangguan lain. Beberapa contoh dampak pencemaran (polusi) udara, antara lain:
1. Defisiensi oksigen dalam tubuh dapat menyebabkan seseorang sakit kepalapusing. Udara yang tercemar gas karbon monoksida (CO) jika dihirup seseorang akan menimbulkan keracunan, jika orang tersebut terlambat ditolonat mengakatkan kematian. Kandungan karbon monoksida yang mencapai 0.1.% di udara dapat mengakibatkan kematian.
2. Penipisan lapisan ozon dapat menyebabkan terjadinya kanker kulit (terutama untuk orang yang berkulit putih) dan kerusakan mata (katarak).
3. Limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, diantaranya ialah penyakit kulit, kolera, dan disentri.
4. Ketika menghirup udara yang tercemar timah, maka timah dapat terabsorpsi kedalam darah dan terakumulasi di dalam hati, ginjal, dan tulang yang akan mengganggu proses metabolisme tubuh, bahkan dapat menimbulkan kematian.
5. Konsentrasi merkuri tertinggi terdapat di ginjal, hati, dan otak, sehingga dapat menyebabkan manusia mengalami kehilangan sensasi, menjadi buta yang berasal dari ikan yang dikonsumsi dari teluk Minamata di Jepang, bahkan dapat menyebabkan cacat janin pada ibu hamil yang mengkonsumsi ikan tersebut.
6. Kadmium yang masuk ke tubuh manusia melalui udara (pernapasan) menyebabkan kerusakan ginjal dan meningkatnya tekanan darah (hipertensi).
Melihat kondisi pencemaran itu, adalah penting bagi kita untuk menyadari bahwa ini ancaman yang serius bagi manusia. Karenanya pengetahuan lingkungan perlu ditingkatkan guna mencapai kesadaran masyarakat, salah satunya dengan memahami pentingnya hubungan timbal balik (interaksi) yang baik antara makhluk hidup dengan lingkungannya (yang salah satu caranya dapat dipahami melalui ‘ekologi’). Namun yang terpenting dari ini semua adalah menubuhkan kesadaran masyarakat (semua kalangan) untuk peduli terhadap lingkungan.  manusia pastinya mengerti dan dapat memahami arti dari pentingnya, manfaatnya, serta keseimbangan dari sistem lingkungan hidup. dalam penjelasan di atas pun telah dijelaskan dengan seksama bahwa lingkungan hidup merupakan suatu sistem yang meliputi lingkungan hayati, lingkungan non hayati, lingkungan buatan, dan lingkungan sosial.Hidup dan kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari pengaruh lingkungan. Tuntutan kebutuhan hidup mendorong manusia beradaptasi dengan lingkungan melalui berbagai cara sesuai kemampuan, bahkan dorongan ini tidak terbatas pada adaptasi, melainkan memotivasi memberdayakannya melalui penyeimbangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Pengembangan pola hubungan manusia dengan alam lingkungan ditentukan oleh kearifan serta rasa tanggung jawab dari manusia itu sendiri sebagai makhluk dominan dalam memanfaatkan alam lingkungannya. Ilmu pengetahuan dan teknologi bersifat netral, menjadi bermanfaat atu merusak lingkungan sangat tergantung kepada manusia yang menerapkannya. Etika lingkungan hidup merupakan etika yang dimiliki manusia dalam memangdang dirinya di alam semesta. Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki daya fikir dan penalaran yang tinggi. Disamping itu manusia memiliki budaya, pranata sosial dan pengetahuan serta teknologi yang makin berkembang. Peranan manusia dalam lingkungan ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Peranan manusia yang bersifat negatif adalah peranan yang merugikan lingkungan. Kerugian ini secara langsung atau pun tidak langsung timbul akibat kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, Peranan manusia yang bersifat positif adalah peranan yang berakibat menguntungkan lingkungan karena dapat menjaga dan melestarikan daya dukung lingkungan.
Peranan Manusia yang bersifat negatif antara lain sebagai berikut:

  1. Eksploitasi yang melampaui batas sehingga persediaan Sumber Daya Alam makin menciut (depletion);
  2. Punah atau merosotnya jumlah keanekaan jenis biota yang juga merupakan sumber plasma nutfah;
    3.    Berubahnya ekosistem alami yang mantap dan seimbang menjadi ekosistem binaan yang tidak mantap karena terus menerus memerlukan subsidi energi;
    4. Berubahnya profil permukaan bumi yang dapat mengganggu kestabilan tanah hingga menimbulkan longsor; 
    5. Masuknya energi bahan atau senyawa tertentu ke dalam lingkungan yang menimbulkan pencemaran air, udara, dan tanah. hal ini berakibat menurunnya kualitas lingkungan hidup. Pencemaran dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan terhadap manusia itu sendiri;

 
Peranan Manusia yang menguntungkan lingkungan antara lain:
  1. Melakukan eksploitasi Sumber Daya Alam secara tepat dan bijaksana terutama SDA yang tidak dapat diperbaharui;
  2. Mengadakan penghijauan dan reboisasi untuk menjaga kelestarian keaneka jenis flora serta untuk mencegah terjadinya erosi dan banjir;
  3. Melakukan proses daur ulang serta pengolahan limbah agar kadar bahan pencemar yang terbuang ke dalam lingkungan tidak melampaui nilai ambang batasnya;
  4. Melakukan sistem pertanian secra tumpang sari atau multi kultur untuk menjaga kesuburan tanah. Untuk tanah pertanian yang miring dibuat sengkedan guna mencegah derasnya erosi serta terhanyutnya lapisan tanah yang mengandung humus;
  5. Membuat peraturan, organisasi atau undang-undang untuk melindungi lingkungan dan keanekaan jenis makhluk hidup.

 Materi ini akan di bahas di Radio Metro UNMUL
Sabtu, 15 Oktober 2011
pada pukul 16 00 sampai 17.00 WITA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

soal olimpiade tingkat SMP sederajat tahun 2014

Soal Olimpade Biologi (OSAGI II) Tingkat SMA sederajat

Rombusa Mini